Sunday, February 19, 2017

Bahaya Membaca Menulis dan Berhitung Saat Usia Dini

SALAM KELUARGA

BERTEMU lagi dengan coretan saya yang kedua. Beberapa hari tidak sempat menulis postingan baru. Kali ini saya mencoba berbagi tentang kebiasaan orangtua saat ini. Bukan semua orang tua sih, namun beberapa ''Oknum'' orangtua saja. Kebiasaan jelek ini adalah, membiarkan atau malah meminta anaknya diajari baca, tulis, dan menghitung (calistung) di usia dini.

Usia dini yang saya maksud di sini adalah usia Taman Kanak-Kanak (TK). Banyak orangtua yang dengan sadar membiarkan anak-anaknya yang masih kecil sudah belajar calistung. Ini tidak baik. Khususnya merujuk pada perkembangan otak manusia. Ibaratnya anak yang belum waktunya berjalan, dipaksa belajar berjalan. Bagaimana kira-kira hasilnya..... Bisa dipastikan anak itu akan jatuh dan sakit.

Berikut ini diantara bahayanya memaksakan anak belajar calistung padahal belum waktunya.

1. BERBAHAYA KEPADA OTAK


Sumber: http://www.covesia.com/photos/berita/120215043050_kekurangan-lemak-esensial-bisa-menghambat-perkembangan-otak.jpeg

OTAK berkembang sesuai dengan usia manusia. Pada saat masih anak-anak, pertumbuhan atau perkembangan otak belum sempurna. Jumlah sel-selnya masih terus bertumbuh mencapai kondisi sempurna. Nah pada saat otak atau sel otak jumlahnya belum sempurna, akan menjadi bahaya jika dipaksa untuk belajar calistung.

Bahkan ada teori yang menyebutkan bahwa, mengajarkan calistung pada anak usia dini atau belum pada waktunya, membuat salah perkembangan otak. Otak bagian depan yang seharusnya berkembang optimal justru sebaliknya. Otak bagian belakang atau pangkal otak yang berkembang lebih dahulu. Energi yang seharusnya terfokus untuk perkembangan otak bagian depan, dihabiskan untuk perkembangan otak bagian belakang.

2. BERDAMPAK PADA MASA DEPAN ANAK


Sumber: http://www.krushnafinance.com/images/child-future.jpg

DAMPAK berikutnya akibat memaksakan anak kecil belajar calistung adalah masa depannya. Masa depan ini masih terkait dengan dampak nomor satu tadi. Yakni perkembangan otak anak menjadi tidak sempurna. Dampak dari otak bagian belakang yang berkembang lebih dahulu adalah, anak-anak bisa menjadi orang yang susah dikasih tahu. Dalam Bahasa Jawa-nya adalah anak-anak yang ngeyelan.

3. ANAK BISA CEPAT BOSAN BELAJAR


Sumber: https://www.riskology.co/wp-content/uploads/2014/07/asleep-on-book1.jpg

ANAK rentang mengalami kebosanan. Bahaya sekali jika bosannya itu adalah bosan belajar. Salah satu yang bisa membuat anak mengalami bosan belajar adalah, terlalu dipaksanakan belajar saat masih TK. Khususnya dipaksa belajar calistung. Dampaknya bisa membuat anak bosan belajar ketika masuk jenjang berikutnya. Yakni di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.

Anak yang seharusnya dengan semangat dan girang mulai belajar calistung saat kelas 1 SD, justru bosan. Anak-anak bosan saat mengejarkan PR di rumah. Jangan sampai kebosanan saat belajar ini terjadi pada anak-anak ayah dan bunda di rumah. Jangan terlalu menekan anak-anak untuk belajar. Mereka itu anak-anak, berbeda dengan kita yang sudah dewasa. Orang dewasa saja sering bosan untuk belajar.

4. HAK BERMAIN ANAK TERENGGUT


Sumber: http://media.safebee.com/assets/images/2015/5/Close-up%20of%20kids%20playing%20soccer.jpg.838x0_q67_crop-smart.jpg

ANAK usia dini itu belum sekolah. Mereka fokusnya adalah bermain. Itulah kenapa jenjang pendidikan di sebelum sekolah dasar (SD) itu disebut Taman Kanak-Kanak (TK). Bukan sekolah Kanak-Kanak atau Madrasah Kanak-Kanak. Selayaknya sebuah taman, TK harus menjadi taman bermain buat anak-anak. Maka jangan sampai hak anak untuk bermain di lembaga TK jadi terenggut akibat terfokus pada belajar calistung.

Selayaknya taman pula, TK yang baik itu dimana anak-anak betah berada di dalamnya. Coba sekarang diperhatikan, apakah anak ayah dan bunda betah berada di TK? Apakah mereka terlihat gembira atau murung saat di TK.... TK yang benar-benar selayaknya sebuah taman ketika, anak itu dengan ceria menyambut hari Senin. Dan tampak gelisah ketika akhir pekan tiba. Sebab mereka merindukan TK-nya.

Demikian tadi beberapa ulasan bahayanya mengajarkan calistung pada anak usia dini (TK). Jika ada masukan atau ulasan lainnya, mohon ditulis di kolom komentar. Terima kasih.

SALAM KELUARGA

(Depok, 19 Februari 2017)

4 comments:

  1. Tp klo gak diajar calistung...dikelas satu nanti akan ketinggalan pelajaran...lawong yang sudah bisa membaca ja masih susah memahami bacaan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kondisinya seperti itu memang. Di SD banyak yang menerapkan ujian calistung sebagai seleksi penerimaan masuk. Sebenarnya tidak boleh. Sudah ada aturannya. Untuk di SD Negeri umumnya sudah sesuai aturan.

      Di postingan saya yang ketiga, yaitu soal penyebab membudayanya calistung, salah satunya karena di SD menerapkan tes masuk berbasis calistung. Kasihan anak-anak TK sudah terbebani.

      Delete
  2. ini pembodohan biar anak2 anda telat berkembang ... apa pendapat anda untuk anak2 yang umur 4-5 tahun sudah hafal beberapa juz alquran.

    ReplyDelete
  3. Kebanyakan dari mereka itu menghafal dari mendengarkan. Coba deh dicek sendiri

    ReplyDelete